Selasa, 20 Desember 2011

Syok Septik


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Manusia selaku berinteraksi dengan segala macam mikroorganisme yang ada di media, baik di air, udara dll. Pada dasarnya manusia memiliki suatu mekanisme pertahanan tubuh yang kuat, tapi ada suatu keadaan dimana suatu pertahanan tubuh menjadi berkurang kekuatanya dalam menghalangi antigen yang masuk ke dalam tubuh. Jika antigen dalam tubuh mengalami pembelahan maka fungsi tubuh akan terganggu, bisa juga mengalami syok yang diakibatkan oleh adanya bakteri dalam tubuh yang terlalu banyak atau yang paling buruk adalah kematian.
Syok septic yaitu infasi aliran darah oleh beberapa organisme mempunyai potensi untuk menyebabkan reaksi pejamu umum toksin ini. Hasilnya adalah keadaan ketidak adekuatan perfusi jaringan yang mengancam kehidupan (Brunner & Suddarth vol. 3 edisi 8, 2002). Syok septic sering  terjadi karena adanya infeksi nosokomial, yaitu terpapar oleh bakteri di RS. Sebagian besar syok septic disebabkan oleh bakteri gram negative tapi bakteri gram positif dan virus juga dapat menyebabkan syok septic.

B.       Tujuan Penulisan
1.    Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami tentang konsep Asuhan Keperawatan Kritis yaitu mengenai syok septic.
2.    Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah membahas tentang :
a.       Pengertian syok septic
b.      Etiologi syok septic
c.       Patofisiologi syok septic
d.      fase – fase syok septic
e.       Penanganan syok septic
C.       MANFAAT PENULISAN
1.    Manfaat Teoritis
Dengan adanya makalah yang berjudul “Konsep Asuhan Keperawatan Kritis yaitu mengenai Syok Septic diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca tentang syok septic.
2.    Manfaat Praktik
a.    Bagi Penyusun
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai proses pembelajaran dan menambah wawasan tentang Konsep Asuhan Keperawatan Kritis mengenai syok septikyang nantinya dapat diterapkan dalam penanganan tentang syok septic di RS.
b.    Bagi Perawat
Manfaat penulisan makalah ini bagi perawat adalah sebagai dasar teori dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien.
c.    Bagi Institusi Pendidikan
Manfaat penulisan makalah ini bagi institusi pendidikan adalah sebagai dasar teori dalam pemberian asuhan keperawatan bagi mahasiswa yang nantinya akan diterapkan di lapangan.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.      PENGERTIAN
Syok septic adalah infasi aliran darah oleh beberapa organisme mempunyai potensi untuk menyebabkan reaksi pejamu umum toksin ini. Hasilnya adalah keadaan ketidak adekuatan perfusi jaringan yang mengancam kehidupan (Brunner & Suddarth vol. 3 edisi 8, 2002).
Menurut M. A Henderson (1992) Syok septic adalah syok akibat infeksi berat, dimana sejumlah besar toksin memasuki peredaran darah. E. colli merupakan kuman yang sering menyebabkan syok ini.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa syok septic adalah infasi aliran darah oleh beberapa organisme mempunyai potensi untuk menyebabkan reaksi pejamu umum toksin. Hasilnya adalah keadaan ketidak adekuatan perfusi jaringan yang mengancam kehidupan

B.       Etiologi
Microorganisme dari syok septic adalah bakteri gram-negatif. Namun demikian, agen infeksius lain seperti bakteri gram positif dan virus juga dapat menyebab syok septic. (Brunner & Suddarth vol. 1 edisi 8, 2002)

C.       Patofisiologi

Sebelum terjadinya syok septic biasanya didahului oleh adanya suatu infeksi sepsis. Infeksi sepsis bisa bisebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negatif. Pada bakteri gram negatif yang berperan adalah lipopolisakarida (LPS). Suatu protein di dalam plasma, dikenal dengan LBP (Lipopolysacharide binding protein) yang disintesis oleh hepatosit, diketahui berperan penting dalam metabolisme LPS. LPS masuk ke dalam sirkulasi, sebagian akan diikat oleh faktor inhibitor dalam serum seperti lipoprotein, kilomikron sehingga LPS akan dimetabolisme. Sebagian LPS akan berikatan dengan LBP sehingga mempercepat ikatan dengan CD14.1,2 Kompleks CD14-LPS menyebabkan transduksi sinyal intraseluler melalui nuklear factor kappaB (NFkB), tyrosin kinase(TK), protein kinase C (PKC), suatu faktor transkripsi yang menyebabkan diproduksinya RNA sitokin oleh sel. Kompleks LPS-CD14 terlarut juga akan menyebabkan aktivasi intrasel melalui toll like receptor-2 (TLR2).
Sedangkan pada bakteri gram positif, komponen dinding sel bakteri berupa Lipoteichoic acid (LTA) dan peptidoglikan (PG) merupakan induktor sitokin. Bakteri gram positif menyebabkan sepsis melalui 2 mekanisme: eksotoksin sebagai superantigen dan komponen dinding sel yang menstimulasi imun. Superantigen berikatan dengan molekul MHC kelas II dari antigen presenting cells dan Vβ-chains dari reseptor sel T, kemudian akan mengaktivasi sel T dalam jumlah besar untuk memproduksi sitokin proinflamasi yang berlebih.
Sepsis merupakan proses infeksi dan inflamasi yang kompleks dimulai dengan rangsangan endo atau eksotoksin terhadap sistem imunologi, sehingga terjadi aktivasi makrofag, sekresi berbagai sitokin dan mediator, aktivasi komplemen dan netrofil, sehingga terjadi disfungsi dan kerusakan endotel, aktivasi sistem koagulasi dan trombosit yang menyebabkan gangguan perfusi ke berbagai jaringan dan disfungsi/kegagalan organ multiple. Penyebaran infeksi bakteri gram negative yang berat potensial memberikan sindrom klinik yang dinamakan syok septic.
Pathways Syok septic
Bakteri gram -                                         bakteri gram +
LPS                                                                LTA & PG
+
LBP
CD14           TLR2

Makrofag(sitokin)
Mediator inflamasi

Invasive infection


Vasodilatasi microcardial depresion
Disfungsi organ dan kerusakan jaringan
Refractory hipotension
 







D.    Fase-fase
Dalam syok septik terjadi 2 fase yang berbeda yaitu :
a.       Fase pertama disebut sebagai fase “hangat” atau hiperdinamik ditandai oleh tingginya curah jantung dan fase dilatasi. Pasien menjadi sangat panas atau hipertermi dengan kulit hangat kemerahan. Frekuensi jantung dan pernafasan meningkat. Pengeluaran urin dapat meningkat atau tetap dalam kadar normal. Status gastroinstestinal mungkin terganggu seperti mual, muntah, atau diare.
b.      Fase lanjut disebut sebagai fase  “dingin” atu hipodinamik, yang ditandi oleh curah jantung yang rendah dengan fasekontriksi  yang mencerminkan upaya tubuh untuk mengkompensasi hipofolemia yang disebabkan oleh kehilangan  volume intravsakuliar melalui kapiler. Pada fase ini tekanan darah pasien turun, dan kulit dingin dan serta pucat. Suhu tubuh mungkin normal atau dobawah normal. Frekuensi jantung dan pernafasan tetap cepat. Pasien tidak lagi membentuk urin dan dapat terjadi kegagalan organ multipel.
E.     Penatalaksanaan medis dan keperawatan
a.       Penatalaksanaan Medis
Pengobatan terbaru syok septic mencakup mengidentifikasi dan mengeliminasi penyebab infeksi. Pengumpulan specimen urin, darah, sputum dan drainase luka dilakukan dengan teknik aseptic. Antibioktik spectrum luas diberikan sebelum menerima laporan sensitifitas dan kultur untuk meningkatkan ketahanan hidup pasien (Roach, 1990).
Preparat sefalosporin ditambah amino glikosida diresepkan pada awalnya. Kombinasi ini akan memberikan cangkupan antibiotic sebagaian organism gram negative dan beberapa gram positif. Saat laporan sensitifitas dan kultur tiba, antibiotik diganti dengan antibiotic yang secra lebih spesifik ditargetkan pada organisme penginfeksi dan kurang toksin untuk pasien.
Setiap rute infeksi yang potensial harus di singkirkan seperti : jalur intravena dan kateter urin. Setiap abses harus di alirkan dan area nekrotik dilakukan debidemen. Dukungan nutrisi sangat diperlukan dalam semua klasifikasi syok. Oleh karena itu suplemen nutrisi menjadi penting dalam penatalaksanaan syok septic. Suplemen tinggi protein harus diberikan 4 hari dari awitan syok. Pemberian makan entral lebih dipilih daripada parenteral kecuali terjadi penurunan perfusi kesaluran gastrointestinal.










b.      Keperawatan
1)   Perawat harus sangat mengingat resiko sepsis dan tingginya mortalitas yang berkaitan dengan syok septic
2)   Semua prosedur infasiv harus dilakukan dengan teknik aseptic yang tepat,
3)   Selain itu jalur intravena, insisi bedah, luka trauma, kateter urin dan luka dikubitus dipantau terhadap tanda-tanda infeksi.
4)    Perwat berkola borasi dengan anggota tim perawat lain.
5)   Perawat memantau pasien dengan ketat terhadap reaksi menggigil yang lebih lanjut
6)   Perawat memberikan cairan intravena dan obat-obatan yang diresepkan termasuk antibiotic untuk memulihkan volume vascular.



















BAB III
PENUTUP


A.      KESIMPULAN
Syok septic adalah infasi aliran darah oleh beberapa organisme mempunyai potensi untuk menyebabkan reaksi pejamu umum toksin. Hasilnya adalah keadaan ketidak adekuatan perfusi jaringan yang mengancam kehidupan. Syok septic dibagi menjadi dua fase yaitu fase hangat (hiperdinamik) dan fase dingin (fase hipodinamik).

B.       SARAN
1.      Institusi Pendidikan
Hendaknya pembuatan asuhan keperawatan kritis lebih ditekankan pada pemahaman mahasiswa, agar mahasiswa dapat melakukan penanganan yang cepat dalam mengatasi syok septic.
2.      Mahasiswa
Diharapkan agar membaca dan melatih diri agar dapat melakukan penanganan pertama pada pasien dengan syok septic agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.











DAFTAR PUSTAKA

Brunner & suddarth, 2002, patologi kesehatan, EGC Jakarta
http : //prajzathero.blogspot.com/2011_02_01_archive.html
http : //goole.search.syokseptik.com
M. A Handerson, 1992, anatomi dan fisiologi, EGC : Jakarta




HEMODIALISA


KEGIATAN SEBELUM HEMODIALISA
1.      Pengkajian terhadap pasien meliputi :
a.       Diagnosa penyakit
b.      Tahap penyakit
c.       Usia
d.      Masalah medis lain
e.       Nilai laboratorium
f.       Keseimbangan cairan dan elektrolit
g.      Keadaan emosi

2.      Menyiapkan Mesin Hemodialisa, yang harus diperhatikan :
a.       Mesin diperiksa harus dalam keadaan siap pakai.
b.      Hubungkan mesin dengan aliran listrik.
c.       Hubungkan mesin dengan saluran air.
d.      Drain line ditempatkan di saluran pembuangan tidak dalam keadaan tersumbat.
e.       Jerigen tempat cairan dialisat terisi sesuai jumlah yang dibutuhkan untuk satu kali dialisa.

3.      Menyiapkan Dialisat
Dialisat adalah cairan yang digunakan pada proses HD, terdiri dari campuran air dan elektrolit yang mempunyai konsentrasi hampir sama dengan serum normal dan mempunyai tekanan osmotic yang sama dengan darah.

4.      Menyiapkan Air
Air untuk dialisat seharusnya tidak mengandung zat / elektrolit / mikroorganisme dan benda asing lainnya karena itu untuk mendapatkan air yang ideal untuk dialysis maka dilakukan tindakan pengolahan air / water treatment.

5.      Menyiapkan alat dan obat
a.       Peralatan kedokteran
·      Tensimeter dan stetoscope
·      Timbangan berat badan
·      Tabung oksigen lengkap
·      Alat KG
·      Slym Zuiger
·      Tromol (duk, kassa, klem)
·      Bak spuit, kom kecil
·      Korentang dan tempatnya
·      Klem-klem (besar dan kecil)
·      Gunting
·      Bengkok
·      Gelas ukuran
·      Zeil / karet untuk alas tangan
·      Sarung tangan
·      Kassa
·      Plester / band aid
·      Verband
b.      Alat-alat khusus
-          Dyalizer
-          Blood line
-          AV fistula
-          Dialisat pekat
-          Infus set
-          Spuit 1 cc, 3 cc, 20 cc.
-          Conducturty meter
c.       Obat-obatan
-          Lidocain, novocain
-          Alcohol, betadin
-          Heparin, protamin
-          Sodium bikarbonat
-          Obat-obatan penyelamat hidup
d.      Lain-lain
-          Surat izin dialysis
-          Formulir hemodialisa
-          Treveling hemodialisa
-          Traveling dialysis
-          Formulir-formulir : laboratorium, radiology dan lain-lain

6.      Persiapan memasukan jarum

7.      Menjalankan mesin HD
a.       Periksa saluran listrik dan saluran air
b.      Hubungkan slang water inlet ke kran air dan slang water outlet ke lubang pembuangan
c.       Hubungkan kabel power dengan stop kontak
d.      Siapkan cairan dialisat dalam jerigen sebanyak yang dibutuhkan, perhatikan cairan yang diperlukan apakah standar atau free potassium
e.       Hidupkan mesin dengan posisi rinse selama 15 menit, bila mesin mengandung formalin, maka posisi rinse lebih lama (30 menit)
f.       Setelah rinse selesai, masukan slang untuk concentrate ke dalam jerigen dialisat.
g.      Lampu temperatur, lampu conductivity dan lampu concentrate di mesin akan warna merah, tunggu lampu 2 tersebut sampai warna hijau.
h.      Pindahkan tombol ke posisi dialisa bila lampu sudah berwana hijau.
i.        Mesin HD siap digunakan.

8.      Menyiapkan Sirkulasi Darah
Yaitu menyiapkan dialyzer dan blood lines pada mesin HD
Hal-hal yang harus dilakukan :
a.       Soaking yaitu melembabkan dialyzer (hubungkan dialyzer dengan sirkulasi dialisat).
b.      Rinsing yaitu membilas dialyzer dan blood lines
c.       Priming yaitu dialyzer dan blood lines.

9.      Menyiapkan pasien
a.       Persiapan mental
1)      Memberitahu pada pasien bahwa akan dilakukan HD
2)      Memberi penjelasan dan motivasi mengenai proses HD dan komplikasi yang mungkin terjadi selama HD.
b.      Persiapan fisik
1)      Menimbang berat badan
2)      Observasi keadaan umum
3)      Observasi tanda-tanda vital
4)      Mengatur posisi

10.  Mengisi izin hemodialisa
a.       Izin / persetujuan HD
b.      Harus tertulis
c.       Pasien dan keluarga harus mendapatkan infomasi yang jelas tentang HD
d.      Izin HD merupakan dasar pertanggung jawaban yang sah bagi dokter kepada pasien dan keluarga.
e.       Surat izin HD disimpan pada rekam medis